WPAP adalah singkatan dari Wedha’s Pop Art Potrait yakni sebuah aliran seni yang terkenal dengan ciri khasnya menggambarkan sebuah wajah dengan tekstur yang terdiri dari banyak bidang-bidang dan diberi warna-warni yang mencolok. Sebelum menjadi WPAP, aliran ini diberi nama FMB yakni singkatan dari Foto Marak Berkotak. WPAP adalah aliran seni yang berfokus pada area wajah, dan dengan desain yang luar biasa, hasil karya WPAP ini tidak merubah bentuk wajah aslinya sehingga meskipun sidah didesain dengan WPAP wajahnya tetap bisa dikenali.
Seperti yang telah Saya singgung diatas, WPAP adalah aliran seni yang diciptakan oleh orang Indonesia bernama Wedha Abdul Rasyid. Bapak yang di Pekalongan pada tanggal 10 Maret 1951 ini menemukan WPAP pada tahun 1990 lalu. Pekerjaan beliau dibidang Ilustrator membuat dia harus berfikir keras diusia 40 tahun. Karena menurunnya daya penglihatan, membuat ia kesulitan dalam melukis wajah. Kemudian Pak Wedha mencoba illustrasi bergaya kubisme untuk gambarnya dan terus mengembangkannya. Sehingga Pak Wedha mencanangkan cara baru untuk menggambar ilustrasi wajah yang hingga sekarang dikenal dengan nama WPAP.
WPAP merupakan gaya ilustrasi potret wajah manusia yang didominasi bidang-bidang datar dan menimbulkan dimensi, yang dibentuk dari garis-garis imajiner tegas. Teknik WPAP ini lebih mengutamakan Area T yakni kedua mata, hidung dan mulut atau bibir. Sehingga posisi anggota wajah dan proporsinya tetap sama dengan potret aslinya dengan proses tracing kreatif.
Keunikan dari proses ditemukannya ilustrasi grafis ini adalah dalam membuat gambar-gambar ilustrasi, Pak Wedha mengunakan acuan foto asli dengan tingkat kesulitan cukup tinggi, terutama menyangkut kesesuaian area pencahayaan pada kulit dan kehalusan goresan.
Untuk mengatasi hal itu, Pak Wedha mulai membuat garis-garis dan bidang-bidang desain tegas yang kemudian diisi dengan warna-warna yang mencolok.
Pak Wedha pada awalnya tidak menduga bila teknik yang diciptakannya ini bernilai seni, mengingat tekhik itu dilakukannya karena saat itu ditambah lagi daya penglihatan dan tingkat akurasinya telah menurun karena faktor usia. Yang membuat saya termotivasi oleh Pak Wedha ini adalah, beliau dikenal dengan sebuah Quotes “Kemarin, Saya Tidak Ingin Seperti Kemarin”.
Pertama kali Saya mencoba WPAP, hasilnya sangat hancur dan teknik yang Saya gunakan juga kurang tegas seperti yang diharuskan dalam aliran seni ini. Namun walaupun begitu, Saya tetap terus mencobanya hingga Saya bisa menguasi aliran seni ini.
Nanti di closing artikel tolong tambahkan paragraf ini :
Kebutuhan akan digital IT sangat dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, Bead IT Consultant merupakan pilihan tepat sebagai partner anda,kunjungi website kami dengan klik link ini : www.beadgrup.com