Dimulai dari pembuatan website tradisional. Kenapa disebut tradisional? Karena dulu orang kalau ngoding web pasti membuat sebuah web yang statis. Web statis bisa dibilang lebih baik dalam hal performa dari web dinamis. Kecepatan load yang dimiliki oleh sebuah web statis juga keamanan yang lebih tahan dari serangan hacker menjadikan beberapa orang masih memilih untuk membuat sebuah website statis.
Web statis pun lebih mudah dalam proses pengembangan karena tidak memerlukan fungsi-fungsi yang kompleks seperti kalau kita ngoding web dinamis.
Tapi web statis juga punya kekurangannya sendiri. Problem utama pada web statis adalah apabila si pemilik web ingin memperbarui konten yang ada di dalam webnya. Pemilik web harus merombak isi kodenya untuk bisa memperbarui isi kontennya. Kalau si pemilik bisa ngoding sih gak masalah, tapi kalau gabisa? Terpaksa harus kembali menghubungi desainer atau developer yang membuatkan website untuknya.
Kekurangan lain ialah jika membuat sebuah toko online yang mempunyai banyak produk di dalamnya. Si pemilik website harus selalu mengupdate barangnya kalau-kalau barang tersebut habis atau tambah barang baru.
Web statis adalah website yang mana pengguna tidak bisa mengubah konten dari web tersebut secara langsung menggunakan browser. Interaksi yang terjadi antara pengguna dan server hanyalah seputar pemrosesan link saja. Halaman-halaman web tersebut tidak memliki database, data dan informasi yang ada pada web statis tidak berubah-ubah kecuali diubah sintaksnya. Dokumen web yang dikirim kepada client akan sama isinya dengan apa yang ada di web server.
Contoh dari web statis adalah web yang berisi profil perusahaan. Di sana hanya ada beberapa halaman saja dan kontennya hampir tidak pernah berubah karena konten langsung diletakan dalam file HTML saja.
Perbedaan Web Statis dan Web Dinamis
- Interaksi antara pengunjung dan pemilik web
- Dalam web statis tidak dimungkinkan terjadinya interaksi antara pengunjung dengan pemilik web. Sementara dalam web dinamis terdapat interaksi antara pengunjung dengan pemilik web seperti memberikan komentar, transaksi online, forum, dll.
- Bahasa Script yang digunakan
- Web statis hanya menggunakan HTML saja, atau paling tidak bisa ditambah dengan CSS. Sedangkan web dinamis menggunakan bahasa pemrograman web yang lebih kompleks seperti PHP, ASP dan JavaScript.
- Penggunaan Database
- Web statis tidak menggunakan database karena tidak ada data yang perlu disimpan dan diproses. Sedangkan web dinamis menggunakan database seperti MySQL, Oracle, dll untuk menyimpan dan memroses data.
- Konten
- Konten dalam web statis hanya diberikan oleh pemilik web dan jarang di-update, sementara konten dalam web dinamis bisa berasal dari pengunjung dan lebih sering di-update. Konten dalam web dinamis bisa diambil dari database sehingga isinya pun bisa berbeda-beda walaupun kita membuka web yang sama.