Sebuah desain grafis memiliki peranan yang penting dalam mendukung kesuksesan sebuah konten marketing. Sebab, bagaimanapun sebelum konsumen membaca lebih jauh mengenai konten tersebut, hal pertama yang dilihat adalah desain.
Jika perusahaan mampu menampilkan desain grafis yang menarik, maka konsumen tentu akan tertarik untuk mengetahui lebih jauh mengenai konten yang ingin dihadirkan. Sayangnya, masih banyak perusahaan atau pelaku usaha yang tidak memperhatikan pentingnya sebuah desain grafis dalam sebuah konten.
Berikut 10 kesalahan desain grafis yang paling sering dilakukan, dilengkapi dengan tips untuk memperbaikinya seperti yang disampaikan oleh Roger C Parker, seorang expert di bidang desain grafis, seperti dikutip dari entrepreneur.com:
1. Terlalu banyak menggunakan warna
Hindari latar background berwarna solid di belakang teks. Penggunaan warna yang berlebihan akan mengganggu pembaca. Sebab, warna-warna cerah dapat membuat teks yang posisinya berdekatan menjadi sulit untuk dibaca daripada teks hitam dengan latar belakang putih polos.
2. Tidak membuat nomer halaman
Nomer halaman menjadi penting bagi pembaca karena akan membantu mereka untuk melihat urutan dalam publikasi tersebut. Selain itu, tidak sedikit diantara pembaca yang mengandalkan nomor halaman untuk merujuk kembali informasi yang sebelumnya pernah dibaca.
3. Garis Panjang
Banyak kertas putih sulit dibaca karena teks meluas dalam garis yang tidak terputus di seluruh halaman, dari margin kiri ke margin kanan. Tetapi baris panjang jenis sulit dan melelahkan untuk dibaca. Sangat dibutuhkan ruang putih di sepanjang tepi halaman yang bisa mengistirahatkan mata pembaca sehingga tidak terlalu lelah setelah membaca teks-teks yang saling berdekatan.
4. Penggunaan typeface yang tidak tepat
Terdapat tiga klasifikasi utama dalam font yaitu dekoratif, serif, dan sans serif.
Font dekoratif seperti Constantia atau Broadway sangat bergaya dan bagus untuk menarik perhatian atau memproyeksikan suasana atau gambar. Penggunaan tipografi ini harus dibatasi untuk logo dan kemasan, di mana gambar lebih penting daripada teks.
Font serif seperti Times New Roman dan Garamond sangat ideal untuk konten yang perlu dibaca lebih lama. Font serif akan membantu menentukan bentuk unik setiap huruf dan mengarahkan mata pembaca dari satu huruf ke huruf lainnya.
Font Sans serif seperti Arial dan Verdana sangat mudah dibaca. Desainnya yang bersih dan sederhana membantu pembaca mengenali kata-kata dari jarak jauh, itulah sebabnya mereka digunakan untuk papan nama jalan raya. Tipografi Sans serif sering digunakan untuk tajuk utama dan subjudul.
5. Ukuran huruf yang salah
Ketika ukuran huruf dibuat terlalu besar, pada 14 poin misalnya, maka kita tidak dapat memasukkan cukup banyak kata pada setiap baris agar pembaca lebih nyaman. Huruf yang dibuat terlalu kecil juga akan melelahkan mata karena harus bergerak ke kiri dan kekana pada setiap garis sehingga menyebabkan mata menjadi tegang. Ukuran tipe yang paling populer dan mudah dibaca adalah 12 poin.
6. Headline yang Sulit Dibaca
Judul berita harus membentuk kontras yang kuat dengan teks di bawahnya sehingga pembaca dapat langsung fokus dengan headline. Selain itu, jangan sekali-kali menggunakan huruf kapitas semua pada judul berita karena itu membuatnya lebih sulit dibaca daripada judul yang diatur dalam kombinasi jenis huruf besar dan kecil.
Kebutuhan akan digital IT sangat dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, Bead IT Consultant merupakan pilihan tepat sebagai partner anda,kunjungi website kami dengan klik link ini : www.beadgrup.com