CACHE

Apa itu cache

Website umumnya dilihat ratusan, ribuan, atau kadang-kadang bahkan jutaan kali per bulan. Biasanya, setiap kali browser meminta halaman web, server harus melakukan banyak perhitungan yang rumit dan proses ini memakan waktu.

Ini dilakukan karena website akan mengambil posting terbaru, menghasilkan header dan footer, menemukan widget sidebar situs Anda, dan sebagainya.

Namun, dalam banyak kasus, hasil dari semua perhitungan ini akan persis sama. Bukankah hebat jika kita dapat membuat server mengingat hasil akhir, bukannya memproses setiap permintaan secara terpisah? Nah, inilah yang dilakukan caching.

Cache dapat diartikan sebagai sebuah kegiatan dimana Anda menggunakan kembali data dari permintaan sebelumnya dengan tujuan mempercepat permintaan di waktu yang akan datang.

Cara kerja caching

Cara yang paling mudah untuk memahami proses caching adalah dengan melihat cara sebuah page disajikan. Katakanlah Anda memiliki blog dan caching aktif di blog Anda.

Pertama kali seseorang mengunjungi homepage Anda, mereka menerima page dengan cara biasa: Permintaan diterima, diproses di server, dan halaman web yang dihasilkan untuk ditampilkan diubah menjadi file HTML dan dikirim ke browser web pengunjung website.

Karena caching diaktifkan, server menyimpan file HTML ini – biasanya dalam random access memory (atau RAM), yang sangat cepat.

Saat berikutnya Anda, atau siapa pun, membuka kembali atau mengunjungi homepage website Anda, server tidak perlu melakukan pemrosesan dan konversi ke HTML. Sebaliknya, mereka hanya akan mengirimkan file HTML yang sudah disiapkan ke browser.

Apakah caching diperlukan?

Situs web yang dikodekan dengan baik mungkin sudah memuat hanya dalam dua detik. Bukankah itu cukup cepat? Apakah cache benar-benar diperlukan? Jawabannya adalah ya.

Dengan menggunakan caching browser dan server, Anda dapat mengurangi waktu loading website Anda dengan jumlah waktu yang signifikan. Anda bisa mengetes waktu laoading sebelum dan sesudah caching dengan tool analisa kecepatan seperti GTMetrix .

Yang juga perlu diingat adalah, dengan menerapkan caching, Anda tidak hanya membuat website Anda loading lebih cepat, Anda juga membuatnya menjadi lebih baik – dan mempersiapkannya untuk menanggung beban traffic yang tidak terduga dengan lebih efisien.

Jenis-jenis caching

  1. Client-side caching
  2. Browser cache
  3. Server-side caching
  4. Database cache
  5. Object cache
  6. Opcode cache
  7. Page cache
  8. Content Delivery Network (CDN) cache

Kebutuhan akan digital IT sangat dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, Bead IT Consultant merupakan pilihan tepat sebagai partner anda,kunjungi website kami dengan klik link ini : www.beadgrup.com