Makna kesehatan yang telah berkembang seiring dengan waktu.

  1. Kesehatan
    Kesehatan adalah kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap dan bukan sekadar tidak adanya penyakit atau kelemahan. Pemahaman tentang kesehatan telah bergeser seiring dengan waktu.
    Berkembangnya teknologi kesehatan berbasis digital telah memungkinkan setiap orang untuk mempelajari dan menilai diri mereka sendiri, dan berpartisipasi aktif dalam gerakan promosi kesehatan. Berbagai faktor sosial berpengaruh terhadap kondisi kesehatan, seperti perilaku individu, kondisi sosial, genetik dan biologi, perawatan kesehatan, dan lingkungan fisik.
  2. Definisi
    Pada tahun 1948, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendefinisikan kesehatan sebagai “kesejahteraan fisik, mental, dan sosial, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan”. Meskipun definisi ini disambut baik oleh beberapa orang dan dipandang inovatif, definisi ini juga dikritik karena tidak jelas, terlalu luas, dan tidak diuraikan dengan terukur. Beberapa ilmuwan mengajukan definisi kesehatan yang lain, misalnya “kondisi yang ditandai dengan integritas anatomi; kemampuan untuk melakukan peran dalam keluarga, pekerjaan, dan masyarakat, yang dihargai secara pribadi; kemampuan untuk menghadapi tekanan fisik, biologis, dan sosial; perasaan sejahtera; dan kebebasan dari risiko penyakit dan kematian sebelum waktunya.”
    Semakin lama, penyakit tidak lagi dipandang sebagai sebuah kondisi, tetapi sebuah proses. Pergeseran sudut pandang ini juga terjadi pada kesehatan. Pada awal 1980-an, WHO mendorong perkembangan gerakan promosi kesehatan. Gerakan ini memungkinkan orang-orang meningkatkan kendali atas kesehatan mereka dan memperbaiki status kesehatan mereka masing-masing. Untuk mewujudkan kondisi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang lengkap, sebagaimana definisi WHO tentang kesehatan, seseorang atau sekelompok orang perlu memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi dan mewujudkan aspirasi, memenuhi kebutuhan, serta mengubah atau mengatasi lingkungannya. Kesehatan dipandang sebagai sumber daya untuk kehidupan sehari-hari, bukan tujuan hidup.Untuk mewujudkannya, ada beberapa prasyarat yang perlu dipenuhi, yaitu perdamaian, tempat tinggal, pendidikan, makanan, pendapatan, ekosistem yang stabil, sumber daya berkelanjutan, serta keadilan sosial dan kesetaraan.
  3. Determinan Sosial
    Latar belakang dan konteks kehidupan seseorang sangat memengaruhi status kesehatan dan kualitas hidupnya. Kesehatan tidak hanya dipertahankan dan ditingkatkan melalui kemajuan dan penerapan ilmu kesehatan, tetapi juga melalui gaya hidup oleh suatu individu dan masyarakat sekitarnya. Menurut WHO, determinan sosial kesehatan adalah kondisi yang dialami seseorang ketika dilahirkan, tumbuh, bekerja, hidup, dan menua, serta serangkaian kekuatan dan sistem yang lebih luas yang membentuk kondisi kehidupan sehari-hari. Kondisi ini dibentuk oleh distribusi uang, kekuasaan, dan sumber daya di tingkat global, nasional, dan lokal. Kondisi tersebut sangat bertanggung jawab atas kesenjangan kesehatan, baik di dalam suatu negara maupun di antara negara-negara
    faktor kunci lebih spesifik yang memengaruhi apakah seseorang sehat atau tidak sehat meliputi penghasilan dan status sosial, jaringan dukungan sosial, pendidikan dan literasi, ketenagakerjaan/kondisi kerja, lingkungan sosial, lingkungan fisik, praktik kesehatan pribadi dan keterampilan mengatasi masalah, perkembangan masa kanak-kanak yang sehat, kondisi biologis dan genetik, perawatan kesehatan, gender, dan budaya.
    Semakin banyak penelitian dan laporan yang meneliti keterkaitan antara kesehatan dan berbagai faktor, termasuk gaya hidup, lingkungan, fasilitas pelayanan kesehatan, dan kebijakan kesehatan. Salah satu kebijakan spesifik yang dibuat banyak negara dalam beberapa tahun terakhir adalah pengenaan pajak terhadap gula. Minuman manis juga mulai dikenakan pajak dan mulai ditargetkan oleh gerakan antiobesitas akibat semakin banyaknya bukti yang menunjukkan hubungan antara minuman bergula tinggi dengan kegemukan.
    Genetik, atau sifat bawaan dari orang tua, juga berperan dalam menentukan status kesehatan individu dan populasi. Hal ini mencakup kecenderungan terhadap penyakit dan kondisi kesehatan tertentu, serta kebiasaan dan perilaku yang dikembangkan oleh seseorang akibat gaya hidup keluarga mereka. Sebagai contoh, genetik dapat memengaruhi cara seseorang mengatasi stres, baik mental, emosional, atau fisik. Misalnya, kegemukan adalah masalah signifikan yang berkontribusi terhadap kesehatan mental yang buruk dan menyebabkan stres dalam kehidupan banyak orang.
  4. Kesehatan Global
    Kesehatan global merupakan penelitian dan tindakan kolaboratif lintas negara untuk mempromosikan kesehatan untuk semua. Masalah kesehatan yang melampaui batas negara atau memiliki dampak politik dan ekonomi global sering kali ditekankan. Seri Laporan Kesehatan Dunia yang diterbitkan oleh WHO berfokus pada masalah kesehatan global, termasuk akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan upaya meningkatkan kesehatan masyarakat, terutama di negara-negara berkembang.

Agenda Ketahanan Kesehatan Global (GHSA) merupakan upaya multisektor oleh lebih dari 60 negara dan sejumlah organisasi internasional yang berfokus untuk membangun ketahanan kesehatan dalam menghadapi ancaman penyakit infeksi.Sementara itu, pada tahun 2000, anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan Tujuan Pembangunan Milenium yang berisi tantangan yang akan diwujudkan umat manusia pada tahun 2015. Target ini kemudian dilanjutkan oleh Tujuan Pembangunan Berkelanjutan berupa 17 target yang akan dicapai pada tahun 2030, termasuk kehidupan sehat dan sejahtera.

  1. Kesehatan mental
    Mental merupakan salah satu unsur yang dimasukkan oleh WHO dalam definisi kesehatan. Kesehatan mental atau kesehatan jiwa didefinisikan WHO sebagai “Kondisi kesejahteraan ketika individu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi tekanan kehidupan yang normal, dapat bekerja secara produktif dan bermanfaat, dan mampu memberikan kontribusi kepada komunitasnya”.Kesehatan jiwa bukan hanya ketiadaan gangguan jiwa.
    Berbagai faktor sosial, psikologis, dan biologis menentukan kesehatan jiwa seseorang. Kekerasan dan tekanan ekonomi yang persisten berisiko mengganggu kesehatan jiwa, sementara kekerasan seksual merupakan faktor yang paling diasosiasikan dengan kesehatan jiwa yang buruk. Faktor lain yang berpengaruh di antaranya perubahan sosial yang cepat, kondisi kerja yang penuh tekanan, diskriminasi gender, pengucilan sosial, gaya hidup tidak sehat, kesehatan fisik yang buruk, dan pelanggaran hak asasi manusia.
    Gangguan jiwa hadir dalam berbagai bentuk, yang umumnya dicirikan dengan kombinasi antara pemikiran, persepsi, emosi, perilaku serta hubungan dengan orang lain yang abnormal. Pada 2001, WHO memperkirakan bahwa satu dari empat orang pernah menderita gangguan jiwa atau gangguan saraf pada satu titik dalam kehidupannya.
  2. Latihan Fisik
    Latihan fisik meningkatkan atau mempertahankan kebugaran fisik dan kesehatan, serta kesejahteraan secara keseluruhan. Kegiatan ini memperkuat otot dan meningkatkan kinerja sistem kardiovaskular. Menurut Institut Kesehatan Nasional, ada empat jenis latihan fisik: daya tahan, kekuatan, fleksibilitas, dan keseimbangan.

Kebutuhan akan digital IT sangat dibutuhkan dalam kegiatan sehari-hari, Bead IT Consultant merupakan pilihan tepat sebagai partner anda,kunjungi website kami dengan klik link ini : www.beadgrup.com

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *